Burung Maleo, Hewan Endemik Pulau Sulawesi
Karena merupakan hewan endemik Sulawesi Tengah, maleo dijadikan satwa maskot Sulawesi Tengah berdasarkan surat keputusan SK. No. Kep. 188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Pebruari 1990. Bahkan burung maleo juga sudah masuk dalam daftar CITES Apendix I dan IUCN Red List yang merupakan kategori terancam punah, karena mengingat burung maleo dalam beberapa tahun populasinya kian menurun.
Keunikan Burung Maleo
Keunikan dan ciri lain yang sangat khas pada burung maleo, yaitu memiliki “helm”. Helm maleo seperti jambul pada ayam, namun keras. Untuk membedakan maleo jantan dan betina adalah warna bulu hitam dan ukurannya. Maleo betina bulunya berwarna lebih gelap dan memiliki ukuran tubuh lebih kecil. Burung maleo memakan biji-bijian, serangga, semut dan buah.Uniknya, maleo dikenal sebagai burung yang paling setia atau disebut juga monogami yang berarti hanya memiliki satu pasangan. Dalam hidupnya, maleo hanya memiliki satu pasangan saja dan akan hidup bersama dengan pasangannya. Pada masa betina akan bertelur, maleo akan mencari lokasi yang berpasir dan hangat untuk tempatnya bertelur. Setelah mendapatkan lokasi bertelur, betina dan jantan akan menggali pasir tersebut dan meletakkan telurnya, kemudian mengubur telur tersebut dan meninggalkannya.
Meskipun ukuran burung maleo relatif kecil, sekitar 50cm atau seukuran ayam, namun telur burung maleo memiliki ukuran 5 kali besar telur ayam. Maleo tidak mengerami telurnya dan memelihara anaknya. Setelah anaknya menetas, anaknya diharap akan dapat berjuang untuk hidup. Padahal untuk keluar dari dalam tanah bukan hal yang mudah untuk ukuran anak burung maleo. Namun, jika anak burung maleo dapat keluar sampai ke permukaan tanah, mereka sudah dapat terbang.